You are here:Home » Medis » Penanganan awal dekubitus dari segi keperawatan

Penanganan awal dekubitus dari segi keperawatan


Pengertian Dekubitus
Dekubitus berasal dari bahasa latin decumbree yang berarti merebahkan diri yang didefenisikan sebagai suatu luka akibat posisi penderita yang tidak berubah dalam jangka waktu lebih dari 6 jam (Sabandar, 2008). (National pressure Ulcer Advisory panel (NPUAP), 1989 dalam Potter & perry, 2005) mengatakan dekubitus merupakan nekrosis jaringan lokal yang cenderung terjadi ketika jaringan lunak tertekan diantara tonjolan tulang dengan permukaan eksternal dalam jangka waktu lama. Terjadi gangguan mikrosirkulasi jaringan lokal dan mengakibatkan hipoksia jaringan. Jaringan memperoleh oksigen dan nutrisi serta membuang sisa metabolisme melalui darah. Beberapa faktor yang mengganggu proses ini akan mempengaruhi metabolisme sel dengan cara mengurangi atau menghilangkan sirkulasi jaringan yang menyebabkan iskemi jaringan.

Penatalaksanaan Dekubitus oleh Perawat
Penatalaksanaan klien dekubitus memerlukan pendekatan holistik yang menggunakan keahlian pelaksana yang berasal dari beberapa disiplin ilmu kesehatan. Selain perawat, keahlian pelaksana termasuk dokter, ahli fisiotrapi, ahli terapi okupasi, ahli gizi, dan ahli farmasi. Beberapa aspek dalam penatalaksanaan dekubitus antara lain perawatan luka secara lokal dan tindakan pendukung seperti gizi yang adekuat dan cara penghilang tekanan (Potter & Perry, 2005).
Selama penyembuhan dekubitus, maka luka harus dikaji untuk lokasi, tahap, ukuran, traktusinus, kerusakan luka, luka menembus, eksudat, jaringang nekrotik, dan keberadaan atau tidak adanya jaringan granulasi maupun epitelialisasi. Dekubitus harus dikaji ulang minimal 1 kali per hari. Pada perawatan rumah banyak pengkajian dimodifikasi karena pengkajian mingguan tidak mungkin dilakukan oleh pemberi perawatan. Dekubitus yang bersih harus menunjukkan proses penyembuhan dalam waktu 2 sampai 4 minggu (Potter & Perry, 2005).

Rencana Kerja Dalam Pencegahan dan Penatalaksanaan Dekubitus
1.      Mengkaji Praktik Lokal Untuk Pencegahan Dekubitus
Apabila seorang pasien menderita dekubitus setelah ia masuk ke bangsal dan penyebabnya tidak dapat dilacak dengan cepat berdasarkan kejadian yang terjadi sebelum masuk ke bangsal (seperti tidak sadarkan diri di rumah akibat koma diebetikum ataupun berbaring dalam jangka waktu lama pada satu tempat akibat fraktur) maka sangatlah berguna seorang perawat untuk meninjau ulang praktik lokal yang umum untuk pencegahan dekubitus. Hanya satu kekeliruan yang di butuhkan dalam merubah seorang pasien menjadi benar-benar menderita dekubitus, hal ini yang menjadi alasan mengapa setiap bangsal perlu memiliki standar yang sama terhadap pasien-pasien yang memiliki resiko atau bahkan indikasi dekubitus.

2.      Mempertahankan integritas kulit,
kebersihan kulit harus tetap terjaga. Pasien mengalami inkontensia urine atau fekal, tidak baik mendapatkan treatment pembersihan secara berlebihan dengan zat-zat yan mengandung detergen seperti sabun dan sebagainya. Selain itu, Hindari juga menggosok bagian kulit yang lembut. Hal ini dapat menyebabkan percepatan dekubitus.
Hal lain dari upaya mempertahankan integritas kulit adalah mengatur kelembaban kulit. Terutama pada daeran yang berpotensi dekubitus seperti pinggang, bokong, dan tumit. Kering dan bersih adalah saran yang paling utama untuk poin ini.

3.      Perpindahan posisi
Hal ini adalah bagian paling umum dalam perawatan dekubitus. memantau luka dan memindahkan posisi secara berkala merupakan hal yang penting dalam komponen perawatan klien dengan dekubitus. Mengapa? Karena pada dasarnya dekubitus merupakan kerusakan integritas kulit dan jaringan akibat penekanan beban tubuh yang terlalu lama.

4.      Mempertahankan asupan nutrisi
Dengan bantuan ahli diet lakukan pengkajian status nutrisi pasien dan semua diet khusus yang diperlukan untuk memperbaiki kebutuhan.

5.      Lakukan identifikasi dan coba untuk mengkoreksi setiap masalah yang berhubungan dengan tidur
6.      Jangan lupakan pentingnya dukungan psikologis.

DAFTAR PUSTAKA
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24965/4/Chapter%20II.pdf


0 komentar:

Posting Komentar